Gak cuma Jakarta yang kebanjiran atau bahasa halusnya “tergenang”,
Kebumen yang terpencil ini pun gak mau kalah dalam soal “tergenang”.
Cuma gara-gara
ujan beberapa jam aja, ikon kebanggaan kota Kebumen yaitu Tugu Lawet sempat
terendam air. Genangan air di Tugu Lawet
ini terjadi tiap kali hujan deras beberapa jam dan terjadi tahun ke tahun. Beda
kasus ama Jakarta yang banjirnya akibat berbagai sebab musabab yang rumit ampe
bikin Jokowi pusing 7 keliling Monas. Banjir
di Kebumen sebabnya cukup lucu kalau dilihat dari sisi teknis tata kota.
Kenapa? Karena Banjir di pusat kota Kebumen ini terjadi akibat disatukannya
drainase dan irigasi. Parahnya irigasi ini tepat membelah kota Kebumen Beriman,
tambah parah lagi karena tinggi saluran irigasi lebih tinggi dari permukaan
beberapa jalan protokol di Kebumen.
Sampah juga nambah parah genangan di beberapa lokasi.
Gak Cuma pusat kota Kebumen yang tergenang akibat kacaunya
drainase, pemukiman di Kelurahan Bumirejo tepatnya di sekitar Gg Sumbing juga
bakal kena rendem air kalo hujan deras beberapa jam. Tahun 2011 kemaren yang
paling parah, ampe masuk rumah setinggi betis. Gak tahu deh tahun ini gimana.
Minggu kemaren sempet air naik pe halaman, untungnya hujan reda dan air surut. Tapi
ini selalu bikin was-was kalo ninggal rumah pas hujan. Takutnya kayak tetangga
gua, ampe surat-surat berharga, buku nikah and lain-lain basah kuyup.
Kita memang tak bisa melawan kekuatan alam, tapi kita bisa beradaptasi dengan alam. Semoga ada perbaikan sebelum kota ini semakin berkembang dan makin kompleks permasalahannya. Salam basah kuyup.
No comments:
Post a Comment